-->

Wanita, Keluarga, Pernikahan, Jalinan Asmara, Anak, Kehamilan dan sebagainya

Friday 27 November 2015

Pesan Dari Orang Tua untuk Anak Lelaki dan Perempuannya


Sebuah pesan dari orangtua untuk anak gadis dan anak lelakinya sebelum berumah tangga, patut disimak dan dijadikan pelajaran berharga. Simaklah pesan - pesan mereka dibawah ini.

Nanti, saat kamu jadi istri, lalu melihat suamimu pulang dengan wajah kusam. Jangan tanya ini tanya itu, jangan ucapkan ‘kenapa’, ‘ada apa’, ‘punya masalah apa’.
Mengertilah nak, solusi bagi seorang lelaki hanyalah menyendiri. Cukup sediakan teh manis dan tersenyum, atau selimut hangat agar dia bisa tenang.

Dan begitu pun lelaki yang kelak menjadi suami, pahamilah bahwa seorang perempuan justru sebaliknya. Setiap ada masalah ingin didengarkan. Yah.. Biarkanlah ia ceritakan semua masalahnya.
cukuplah bagimu setia mendengarnya, meski tak bisa memberi solusi. Jangan biarkan ia menjadi istri yang banyak bicara ke teman- temannya, tetangga, atau ibu-ibu di majlis ta'lim.
Cukup kamu saja yang tahu. Para istri yang banyak bicara, entah gosip atau obrolan biasa, adalah korban dari suaminya yang tak mendengarkan keluh kesahnya.

Nanti, jika kamu jadi istri, wajar jika meminta suamimu untuk membantu pekerjaanmu. Tapi satu-satu saja, jangan menyuruhnya membeli kebutuhan rumah, menjemput anak, atau benerin atap bocor secara bersamaan. Lelaki itu butuh fokus, tidak seperti perempuan yang bisa menyelesaikan seabrek pekerjaan dalam satu waktu.

Dan jika kamu jadi suami, pahamilah, meski tinggal di rumah, tapi pekerjaan seorang istri amatlah banyak. Janganlah buru-buru memarahinya jika ada gelas yang belum dicuci misalnya. Mungkin saja dia lelah karena seharian mengurus seisi rumah dan mendidik anakmu. Saling mengertilah, dan pahamilah keaadaan itu, kalian bisa bekerja sama, bukan..?

Nanti, jika kamu jadi istri.
Kusarankan jangan bandingkan keadaan kalian dengan orang lain. 'Mas, tetangga kita udah beli mobil baru lho’. Tahukah?, seorang lelaki, mendengar kata-kata seperti itu bagai diinjak-injak harga dirinya. Yang terjadi, bukan motivasi untuk kaya, tapi justru melemahkan semangatnya.
Bersabarlah, lebih baik katakan ini, “Mas, gapapa deh tetangga sebelah punya mobil baru, yang penting aku masih punya kamu Mas.” Uwih, ge-er seorang lelaki, itu bagai sumbu yang mengobarkan semangatnya. Jangan heran, gombalanmu akan membuatnya semangat memberi hadiah mobil mewah untukmu.

Dan yang kelak menjadi suami, janganlah melarang istrimu jika hendak mengunjungi ibu dan ayahnya. Berpuluh-puluh tahun mereka merawat dirinya, dan belum sempat membalas budi, ia telah memilih dirimu yang hanya orang asing untuk menyerahkan segala bakti dan setia berjuang bersamamu. Bila perlu, kalian bisa sama-sama mengunjungi mereka.

Nah, karena sekarang masih jomblo, maka fokuslah memperbaiki diri menjadi pasangan terbaik. Usahlah ikuti cara mereka yang disana, belum mampu menjadi orang tua tapi udah bersapa 'Abi-Ummi’. Belum paham jadi pasangan baik tapi udah bersapa 'Mamah-Papah’. Belum halal lagi.

Maka berdoalah.. Semoga Allah beri keberkahan dalam biduk rumah tangga kita kelak.